My Song
Lencana Facebook
Nabi Muhammad SAW
"Muhammad"
secara bahasa berasal dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa
Arab berarti "dia yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Muhammad
dipanggil dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga berarti
"terpuji".
Sebelum
masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di
Mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amiin yang artinya
"orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya
"yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya
dengan gelar Rasul Allāh (رسول الله), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi
Wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan
dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau
"SAW") setelah namanya.
Muhammad
juga mendapatkan julukan Abu al-Qasi[] yang
berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki
yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Silsilah
Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay
bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah
bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin
Adnan. Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh. Muhammad
lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal sebagai Tahun
Gajah).
Lebih
lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah Muhammad bin Abdullah
bin Abdul
Mutthalib bin Hasyim
bin Abdul
Manaf bin Qushay
bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik
bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar
bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub
bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail
bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.
Nasab
ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu
riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan
setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Maksud dari Quraisy adalah putra Fihr
bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah
Riwayat Kelahiran
Para
penulis sirah (biografi)
Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M, yang merupakan tahun gagalnya Abrahah
menyerang Mekkah. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah
Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di
dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah,
meninggal dalam perjalanan dagang di Madinah, yang ketika itu
bernama Yastrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan
harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian
mengasuh Nabi.
Pada
saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah
binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (sekarang Madinah) untuk mengunjungi
keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang,
ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah
meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di
sana. Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd
al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah
ia diminta menggembala kambing-kambingnya di sekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam
urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Lebanon, dan Palestina).
Hampir
semua ahli hadits dan sejarawan
sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka
berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, meyakini bahwa ia
lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal;
sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia
lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal (2 Agustus 570 M).[
Perkenalan dengan Khadijah
Ketika
Muhammad mencapai usia remaja dan
berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan
ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal
yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil.
Muhammad sering menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan kabar tentang
kejujuran dan sifatnya yang dapat dipercaya menyebar luas dengan cepat,
membuatnya banyak dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan
penduduk Mekkah.
Salah
seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat jujur dan
dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah
seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku Arab. Sebagai seorang
pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di
tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat Khadijah memercayakannya untuk mengatur
barang dagangan Khadijah, Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali
lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika sekembalinya Muhammad membawakan
hasil berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring
waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah pada
saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia mendekati umur
40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang dapat menawan Muhammad.
Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak
menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada saat itu suku Quraisy memiliki budaya yang lebih menekankan kepada
perkawinan dengan seorang gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan mereka
semakin bertambah, Muhammad tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih
memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.
Memperoleh gelar
Ketika
Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Ka'bah.
Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak
meletakkan Hajar Aswad,
Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil.
Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang
terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin
yang artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan
pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan
membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong yang lazim di kalangan bangsa
Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi orang-orang miskin, janda-janda tak mampu dan
anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia
juga menghindari semua kejahatan yang sudah membudaya di kalangan bangsa Arab
pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman
keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq
yang berarti "yang benar".
Kerasulan
Gua Hira tempat pertama
kali Muhammad memperoleh wahyu.
Muhammad
dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan
dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit
sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah,
yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan dan sikapnya itu
dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang
senang bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon
kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran
dan kebodohan.
Muhammad
pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M,
diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Quran yang disampaikan
kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk
membaca ayat yang telah disampaikan
kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril
mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap
sama. Jibril berkata:
“
|
Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan
perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)
|
”
|
Muhammad
berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus
pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan
berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun
syamsiah atau tahun masehi (penanggalan
berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali
ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara
bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar
memberinya selimut.
Diriwayatkan
pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi
saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah
bin Naufal. Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir
dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami
Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi
seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar
(Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia
seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Muhammad
menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun.
Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi,
sehingga hampir setiap ayat Quran turun disertai oleh Asbabun Nuzul
(sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu
dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qurʾān (bacaan).
Sebagian
ayat Quran mempunyai tafsir atau
pengertian yang izhar (jelas), terutama ayat-ayat mengenai hukum Islam, hukum
perdagangan, hukum pernikahan dan landasan peraturan yang ditetapkan oleh Islam
dalam aspek lain. Sedangkan sebagian ayat lain yang diturunkan pada Muhammad
bersifat samar pengertiannya, dalam artian perlu ada interpretasi dan
pengkajian lebih mendalam untuk memastikan makna yang terkandung di dalamnya,
dalam hal ini kebanyakan Muhammad memberi contoh langsung penerapan ayat-ayat
tersebut dalam interaksi sosial dan religiusnya sehari-hari, sehingga para
pengikutnya mengikutinya sebagai contoh dan standar dalam berperilaku dan
bertata krama dalam kehidupan bermasyarakat.
Mendapatkan pengikut
Selama
tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul, Muhammad hanya
menyebarkan Islam secara terbatas di kalanganteman-teman dekat dan kerabatnya,
hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi akut dan masif dari kalangan bangsa
Arab saat itu yang sudah sangat terasimilasi budayanya dengan tindakan-tindakan
amoral, yang dalam konteks ini bertentangan dengan apa yang akan dibawa dan
ditawarkan oleh Muhammad. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran
Muhammad pada masa-masa awal adalah para anggota keluarganya serta golongan
masyarakat awam yang dekat dengannya di kehidupan sehari-hari, antara lain Khadijah, Ali,
Zaid
bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal
tahun 613, Muhammad mengumumkan
secara terbuka agama Islam. Setelah sekian lama
banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul
Rahman bin Auf, Ubaidah
bin Harits, Amr bin Nufail yang kemudian masuk ke agama
yang dibawa Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun
al-Awwalun atau Yang pertama-tama.
Penyebaran Islam
Sekitar
tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Muhammad mulai
melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekkah, respon yang
ia terima sangat keras dan masif, ini disebabkan karena ajaran Islam yang
dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir
masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin Mekkah Abu Jahal menyatakan bahwa
Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Mekkah, akibat
penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan
yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan banyak
pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari
pergaulan masyarakat Mekkah.
Walau
mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar,
para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke
negeri Syam, Persia, dan kawasan jazirah Arab.
Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke Mekkah
dan Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan dan
kepribadiannya yang sudah terkenal baik memudahkannya untuk mendapat simpati
dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah
ketika Umar
bin Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy lainnya
memutuskan untuk memeluk ajaran islam, meskipun banyak juga yang menjadi
antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat besar di Mekkah dan
Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut dari negeri Farsi
(sekarang Iran), salah satu yang
tercatat adalah Salman
al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat
Muhammad.
Penyiksaan
yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya
gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau raja Habsyah, memperbolehkan
orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan
penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak
sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Hijrah ke Madinah
Masyarakat
Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah ke Bait Allah atau
Ka'bah, mereka menjalankan
berbagai tradisi keagamaan dalam
kunjungan tersebut. Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk menyebarluaskan
ajaran Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan ajarannya ialah sekumpulan
orang dari Yatsrib. Mereka menemui
Muhammad dan beberapa orang yang telah terlebih dahulu memeluk Islam dari
Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah
secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk
melindungi para pemeluk Islam dan Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.
Tahun
berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah,
mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul
Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam
pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah
ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para
pemeluk Islam. Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan
berhijrah ke Yastrib pada tahun 622 M.
Masjid Nabawi, berlokasi di
Madinah, Arab Saudi.
Mengetahui
bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha
mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yastrib,
Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah
yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia dan pemeluk
Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian, akhirnya masyarakat
Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah kedatangan
rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun
Nabi (kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kekhalifahan) Islam
diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah, begitupun
kaum minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam periode setelah hijrah ke
Madinah, Muhammad sering mendapat serangkaian serangan, teror, ancaman
pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari penguasa Mekkah, akan tetapi
semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang saat itu telah
bersatu di Madinah.
Pembebasan Mekkah
Tahun
629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke
Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu ia
bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para penduduk kota
Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai
kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat
kota Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan
ketika pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan
Mekkah dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil
menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Muhammad
memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada
di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan
peraturan Islam di kota Mekkah.
Mukjizat
Seperti
nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat
(pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan
kitab suci agama
samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam
kandungan, masa kecil dan remaja. Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama
kenabiannya.
Umat
Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an, yaitu kitab suci
umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan Arab pada masa itu yang masih
barbar dan tidak mengenal peradaban, namun oleh Al-Qur'an hal itu berubah total
karena Qur'an membawa banyak peraturan keras yang menegakkan dasar-dasar nilai
budaya baru di dunia Arab yang sebelumnya tidak berperadaban serta
mengeliminasi akar-akar kejahatan sosial yang mengakar di dunia Arab, serta
pada masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih tingkat perabadan
tertinggi di dunia pada masanya.
Mukjizat
lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya
bulan, perjalanan Isra dan
Mi'raj dari Madinah menuju Yerusalem dalam waktu yang
sangat singkat. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasan serta
kepribadiannya yang banyak dipuji serta menjadi panutan para pemeluk Islam
hingga saat ini.
Ciri Fisik Muhammad

Beberapa
hadist meriwayatkan beberapa ciri fisik yang diceritakan oleh para sahabat dan
istrinya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Muhammad berperawakan sedang,
berkulit putih kemerahan, berjanggut tipis, dan digambarkan memiliki fisik yang
sehat dan kuat oleh orang di sekitarnya. Riwayat lain menyebutkan Muhammad
bermata hitam, tidak berkumis, berjanggut sedang, serta memiliki hidung bengkok
yang sesuai dengan ciri antropologis bangsa Semit pada umumnya.
Pernikahan
Selama
hidupnya Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan
pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang
berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.[12] Pernikahan ini
digambarkan sangat bahagia,[13][14] sehingga saat
meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya)
disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal
Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan kepadanyauntuk
menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad
akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahi
beberapa orang wanita lagi hingga jumlah seluruhnya sekitar 11 orang, dimana
sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal Muhammad.
Para
ahli sejarah antara lain Watt
dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar
perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan
budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih
susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam
mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk
menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia ], sedangkan nabi dan
rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masingseperti halnya Nabi Musa yang hanya diutus untuk Bani Israil.
Sedangkan
kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah
sama-sama mengajarkan keesaan Tuhan,
yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Asal Usul Sejarah Legenda Zombie Zombie sebenarnya berasal dan muncul dari pulau Haiti di Karibia. Mereka adalah orang2 yang hampir...
-
Tapi Bukan Aku yang Kau Cinta Aku tahu setiap orang menginginkan hidup bahagia bersama pasangannya masing-masing. Tapi beda halnya d...
-
Manusia Tertinggi di Indonesia 2,71 m, dari Lampung Suparwono, 24, berharap agar namanya bisa tercatat sebagai manusia tertinggi di dunia...
-
Assalamualaikum Lur balik maning kyeh karo Sarkem. Piwe kabare pada? Sehat mbok? Kari nyyong tah ya sehat lah, kur ora waras *ehh*. Nah s...
-
Assalamualaikum sedulur ketemu maning karo nyong, Sarkem. Kepriwe pada kabare Lur apik mbok? Semoga bae pada waras ya aja pada gemblung kay...
-
URIP Anggitanipun Via Okvitasari Umah gedhe diut akeh Nanging, karo tangga ora sumeh Merga dudu uwong sholeh Mulane tanggane...
-
Hampir semua orang didunia ini mengenal vampire sebagai makhluk mengerikan penghisap darah. Vampire sangat terkenal dan sering dijadikan...
-
BACK TO TEARS Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Kini Vena telah menginjak usia...
-
KECANDUAN Assalamualaikum sedulur. Nyong hadir maning arep jublegan. Kye neng kene tah lagi mendung, dadi pernane kayong mandan ngantuk...
-
Berikut ini adalah video keajaiban dunia Aurora Borealis yang biasa terjadi didaerah kutub Silakan DOWNLOAD DISINI
0 komentar:
Posting Komentar